KESEDERAJATAN PRIA DAN WANITA, ADAKAH BEDANYA?

KESEDERAJATAN PRIA DAN WANITA, ADAKAH BEDANYA?


Kesederajatan laki-laki dan perempuan telah banyak dipertanyakan dan dipermasalahkan sejak lama disebabkan kaum perempuan di banyak belahan bumi ini merasa tidak sederajat dengan kaum laki-laki. Ketidaksederajatan ini telah menimbulkan berbagai bentuk diskriminasi sehingga menimbulkan kerugian pada kaum perempuan di dalam segala aspek kehidupan. Akibatnya timbullah berbagai faham dan gerakan di seluruh dunia yang telah kita dengar seperti women’s liberation, feminisme, emansipasi wanita, women in development, pemberdayaan perempuan dan yang terakhir: kesetaraan jender. Semua ini adalah upaya agar kesetaraan antara kaum laki-laki dan kaum perempuan dapat diperoleh untuk menjamin keadilan serta keselarasan hidup di antara keduanya.

Tetapi upaya ke arah kesetaraan dan keadilan ini masih menemukan banyak kendala di berbagai tempat di dunia ini. Faktor-faktor yang dianggap sebagai penghambat diantaranya adalah pendidikan yang rendah, kebudayaan, adat istiadat, kehidupan sosial, bahkan pemahaman perintah agama yang keliru.
Dewasa ini, dalam kehidupan sosial, nilai-nilai sosial budaya dan tingkat sosial biasanya menentukan peran, tanggung jawab dan fungsi pengambilan keputusan oleh laki-laki yang mengakibatkan perempuan tidak dilibatkan dalam pengambil keputusan. Kekeliruan penafsiran terhadap ajaran agama juga seringkali membatasi perempuan dalam melakukan mobilitas, hubungan sosial, akses terhadap sumber daya, dan berbagai kegiatan lainnya yang ingin dilakukan perempuan.
Masyarakatlah yang membentuk nilai-nilai dan aturan tentang bagaimana anak laki-laki dan anak perempuan serta laki-laki dewasa dan perempuan dewasa harus berperilaku, berpakaian, bekerja dan seterusnya dimana aturan tersebut seringkali berubah seiring dengan perkembangan budaya masyarakat. Sebagai contoh, sedari kecil kita sudah diajarkan bahwa perempuan harus pintar masak karena perempuan tempatnya di dapur, sedangkan laki-laki tidak boleh cengeng karena laki-laki harus jadi pemimpin. Mengapa begitu? Karena proses pembelajaran yang panjang sejak kecil hingga dewasa membuat masyarakat menganggap hal tersebut telah ditetapkan sebagai kodrat laki-laki dan perempuan, padahal peran tersebut bisa dilakukan kedua belah pihak. Singkatnya peran jender ini adalah buatan manusia, tidak berlaku sama di semua tempat, dapat berubah dan bukan merupakan kodrat karena kita tidak memilikinya sejak lahir (non biologis).
Sebaiknya kita memahami cara pandang jender yang benar untuk memastikan agar berbagai tugas kehidupan dapat dipikul oleh laki-laki dan perempuan atas kesepakatan bersama berasaskan keadilan dan kesetaraan. Sebagai pelajar kita dapat mempraktekkan hal-hal yang sensitif jender di lingkungan sekolah maupun lingkungan keluarga kita.
Beberapa hal yang dapat dilakukan di lingkungan sekolah adalah sbb:
  • Menjamin agar pemilihan Ketua Kelas, Ketua OSIS atau posisi-posisi penting lainnya di dalam struktur organisasi siswa di sekolah dapat terbuka bagi siswa putra maupun putri.
  • Menjamin agar suara siswa putra maupun putri selalu terwakili dalam segala kegiatan dan pengambilan keputusan di dalam struktur organisasi siswa.
  • Menjamin agar setiap jenis olah raga maupun keterampilan yang diajarkan di sekolah dapat diikuti baik oleh siswa putra maupun putri.
  • Menjamin agar syarat untuk menjadi anggota Paskibra tidak ditentukan semata-mata berdasarkan tinggi badan karena pada umumnya secara fisik siswi putri tidak setinggi siswa putra. Ini untuk meyakinkan agar kesempatan menjadi anggota Paskibra dapat terbuka baik untuk putra maupun putri.
Beberapa contoh yang dapat dilakukan di lingkungan keluarga adalah sbb:
  • Anak perempuan berhak mendapat kesempatan untuk mendapatkan pendidikan setinggi-tingginya seperti anak laki-laki.
  • Menghilangkan kebiasaan bahwa anak perempuan harus makan belakangan untuk menjamin agar anak laki-laki dan perempuan mendapat asupan gizi yang sama.
  • Pekerjaan rumah tangga seperti membersihkan rumah, mencuci piring, mencuci baju, menyapu, mengepel, memasak, mencuci sepeda/motor/mobil, memperbaiki peralatan, mengganti lampu dll bisa dilakukan oleh anak laki-laki maupun perempuan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TUGAS 1 SECTION CLASS

MARI DISIPLIN MAKA KESUKSESAN MENANTIMU...

Cintai batik sebagai salah satu kebudayaan Indonesia yang patut dibanggakan!